Berantas TBC, PKU Muhammadiyah dan RS Ormas Keagamaan Teken Kerjasama Didukung USAID
SLEMAN – Memperingati Hari Tuberkulosis (TBC) Sedunia, Majelis Pembinaan Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah bersama sejumlah rumah sakit dari organisasi dan yayasan keagamaan menjalin kerjasama untuk memberantas TBC, pada Rabu (4/6). Kerjasama ini diresmikan dalam acara peluncuran Pelibatan Rumah Sakit dari Organisasi Keagamaan dalam Penanggulangan TBC, di Aula Masjid K.H. Sudja’ RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman.
Sebagaimana diketahui, peringatan Hari TBC Sedunia ini menjadi agenda tahunan dalam rangka eliminasi TBC, dan meningkatkan kesadaran berbagai pihak terhadap penyakit ini yang memiliki dampak besar terhadap kesehatan dan bidang-bidang lainnya.
Penyakit TBC telah menjadi masalah prioritas di Indonesia. Berdasarkan laporan Tuberkulosis Global tahun 2023 yang diterbitkan WHO, Indonesia menempati peringkat ke-2 beban tuberkulosis tertinggi di dunia setelah India. Dengan terdapat 1.060.000 kasus baru TBC setiap tahunnya dengan angka kematian mencapai 134.000.
Pemerintah Indonesia sendiri telah berkomitmen untuk mengeliminasi TBC di tahun 2030. Tentunya, gerakan eliminasi TBC memerlukan komitmen kuat, dukungan, dan peran serta secara terpadu dari seluruh jajaran lintas sektor, baik pemerintah maupun swasta, organisasi keagamaan, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya.
Dalam sambutannya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan penemuan kasus TB di Indonesia pada tahun 2023 meningkat hingga 821.000 kasus, tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.
“Capaian ini merupakan buah kolaborasi uang kuat antara pemerintah, swasta, dan organisasi masyarakat. Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia merupakan momentum untuk memperkuat komitmen kita semua dalam Penanggulangan tuberkulosis,” ucapnya.
Untuk itu, Budi menyampaikan selamat dan sukses kepada MPKU PP Muhammadiyah atas peluncuran sinergi pelibatan organisasi keagamaan dalam penanggulangan TBC di rumah sakit. “Saya berharap seluruh rumah sakit di bawah organisasi keagamaan ini dapat berperan aktif dalam memberikan pelayanan TBC,” tambahnya.
Kemudian, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyambut positif adanya sinergi ini dalam memberantas TBC. Menurutnya, sinergi pelibatan rumah sakit dari organisasi-organisasi keagamaan dalam program penanggulangan TBC di Indonesia adalah wujud nyata prinsip inklusif Muhammadiyah.
“Saya berharap sinergi Muhammadiyah dengan organisasi-organisasi keagamaan beserta rumah sakitnya dalam penanggulangan tuberkulosis ini dapat berjalan baik, sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang semakin luas,” kata Haedar.
Sinergi ini mendapatkan dukungan dari USAID (Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat). Dengan hal itu, Rumah Sakit Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah melalui USAID Mentari TB telah melakukan skrining TBC terhadap 8.810.749 orang, menemukan 35.636 penderita TBC, dengan 93 persen di antaranya melakukan pengobatan.
Selain itu, layanan TBC Resistan Obat juga telah didirikan di 10 rumah sakit Muhammadiyah yang kini telah menjadi rumah sakit rujukan. Sejak tahun 2021, rumah sakit Muhammadiyah telah merawat 623 pasien resistan obat.
“Amerika Serikat, melalui USAID, berkomitmen mendukung Pemerintah Indonesia untuk mengeliminasi tuberkulosis. Kami percaya bahwa kemitraan inklusif, yang menghormati dan memanfaatkan keberagamaan masyarakat Indonesia, sangat penting dalam memerangi penyakit ini,” kata direktur USAID Indonesia, Jeff Cohen. (*)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!